Kenapa dibilang pinter ? karena tanpa perlu diprogram jantung dapat berdetak sesuai dengan kebutuhan kita. Saat santai hendak tidur jantung hanya akan berdetak sekitar 40 sampe 48 kali permenit, saat kita hidup biasa, maksudnya melakukan pekerjaan ringan seperti mengetik, meeting dan sebagainya jantung akan berdetak sekitar 60 sampai 65 kali permenit. Dokter menyebut jumlah detak jantung saat hidup ini dengan istilah rest heart (RHR), lantas saat tubuh kita bekerja keras detak jantung akan meningkat dengan sendirinya, toh jantung juga punya keterbatasan, jantung akan protes jika dipaksa untuk menaikan detak dalam tempo mendadak, meski dia ok ok saja diajak bekerja keras tapi penambahan beban harus dilakukan secara perlahan. Kekuatan jantung ada juga batasannya, untuk soal ini para dokter punya program standar, disebut dengan istilah MHR atau maximum heart rate alias detak jantung maksimal, biasa disebut red zone. Saat beraktifitas kita tidak boleh memaksa jantung melampaui batas red zone.
Ada rumus sederhana yg bisa dijadikan pegangan, yaitu 220 dikurangi umur kita, jika umur kita 40 thn, red zone kita adalah 180 (220-40). Tapi ada sedikit yang perlu diingat, umur 43 biasanya dihitung 40, sebaliknya umur 48 dimasukan kelompok umur 50, intinya dibulatkan keatas atau kebawah menjadi angka puluhan terdekat.
Kita tau kan zona latihan, sering disebut working heart rate (WHR), istilah itu dipakai untuk menunjuk suatu daerah antara detak jantung "hidup normal” dan red zone (MHR), misalnya umur kita 30 thn dan detak jantung kita saat beraktivitas biasa adalah 55 kali, maka WHR atau training zone kita adalah 56-190, dengan kata lain kita memiliki bilangan angka training zone sebanyak 136, matematikanya WHR = daerah antara RHR hingga MHR. Saat berlatih detak jantung tidak boleh turun ke bawah level RHR atau naik keatas level MHR. Dua duanya menunjukan ada ketidakberesan, kalau terjadi ada kemungkinan kita telah mengalami overtraining.
Cara gampang menggunakan "pulse" dan heart rate monitor, Cyclometer yang bagus umumnya memiliki fitur penghitungan detak jantung. Kalau gak ada bisa minta temen kita untuk memegang pergelangan tangan untuk menghitung denyut nadi, penghitungan biasanya dilakukan dengan waktu 15 detik, lalu hasilnya dikali 4. Jika dalam 15 detik nadi berdenyut 40 kali, maka detak jantung kita adalah 160 kali.
Zona latihan ada 4 bagian
Pertama:
Zona ini terjadi jika kita menjaga detak jantung berada pada level 60-70 persen dari MHR, misal usia kita 40 thn, artinya 108-126 kali permenit, saat jantung kita berdetak pada level ini, pasokan energi kedalam otot kita dijamin akan terus terisi, kalori yang dibakar untuk menggerakan otot akan langsung terisi. Lalu kenapa disebut juga dengan zona rekoveri? Karena pada level ini pasokan kalori ke otot bisa lebih besar dari yang dibutuhkan, alhasil jika misalnya, sebelum ini kita memaksakan diri, otot yang semula sempat kehabisan kalori bisa di charge ulang, maaf ini bagi mereka yang kegendutan, proses pembakaran lemak baru akan terjadi pada level ini.
Kedua:
Zona Aerobik
Ketiga:
Zona Anaerobik
Keempat:
Zona Garis Merah (Red Zone)
Zona ini akan tiba jika detak jantung kita sudah mencapai
90-100 persen MHR, ini zona yang keramat hingga tak bisa dimasuki semua orang.
Hanya mereka yg terlatih dan memiliki tubuh extrabugar yg bisa memaksa
jantungnya bekerja sekeras ini. Mereka yg mampu masukpun umumnya tak mampu
berlama lama berada didalamnya. Maklum level ini sudah sangat menyiksa, saat
detak jantung mendekati 90 persen MHR, mulut sudah kelu tak bisa diajak bicara
lagi, kuping jadi budeg...Saat jantung mendekati 100 persen MHR otak sudah
kehilangan daya pikir, mata lamur dan telinga budeg total, kenapa? pada saat
seperti ini tubuh hanya membakar karbohidrat, kebutuhan akan vitamin, protein
dan mineral tak lagi bisa dipenuhi. Para atlet umumnya mampu masuk ke level
garis merah ini hingga 5-10 menit. Biasanya ini dijadikan jurus pamungkas beberapa
ratus meter menjelang garis finish. Dalam latihan sepeda road race, zona
efisien dan zona aerobik disebut juga dengan istilah E (endurance)1 dan E2. Dalam sepeda MTB E1 dan E2 biasa
digabung dan dinamai dengan istilah E. Pelatih MTB dan road race sama sama
menyebut zona anaerobik dan red zone dengan istilah P(power)1 dan P2.
Sumber :
Majalah Cycling
Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar