Senin, 23 Mei 2011

Anggrek Indonesia Kalahkan Rekor Anggrek “Terkecil di Dunia” dari Ekuador


Benarkah Platystele sp dari Ekuador adalah yang terkecil?
Pada akhir 2009 yang lalu dunia peranggrekan dunia diramaikan dengan pemberitaan internasional tentang penemuan anggrek berukuran paling kecil di dunia. Lou Jost, peneliti amerika telah menemukan anggrek mini di Ekuador yang kemudian diklaim oleh media internasional sebagai anggrek terkecil didunia. Anggrek dari genus Platystele tersebut memiliki ukuran melintang 2-2,1 mm. Apabila ukuran 2 mm diklaim sebagai ukuran anggrek terkecil di dunia, maka sebenarnya Indonesia memiliki anggrek dengan ukuran yang lebih kecil.
Anggrek mini yang misterius
Anggrek super mini dari genus Oberonia sp ini memiliki ukuran melintang 1,1-1,5 mm yang didapatkan langsung dari sebuah eksplorasi di kepulauan Mentawai pada awal 2010. Anggrek dari genus Oberonia sp ini memiliki bunga berwarna jingga terang dan dalam satu rangkaian perbungaan disusun atas ratusan kuntum bunga yang tersusun teratur dalam pola spiral.
Hingga artikel ini dimunculkan, identitas hingga tingkat spesies masih belum diketahui, hal ini selain karena ukuran mini-nya yang cukup mempersulit dalam proses identifikasi, juga dikarenakan informasi genus Oberonia di kawasan Malesiana masih belum terdata dengan baik.
Genus yang minim perhatian
Literatur dan specimen herbarium yang diperlukan untuk acuan identifikasi harus digali dari herbaria di Inggris dan Leiden, mengingat literatur dan record herbarium anggrek di herbaria Indonesia masih sangat terbatas sekali. Literatur tentang spesies-spesies genus Oberonia didominasi publikasi jurnal terbitan pertengahan tahun 1800-an hingga awal 1900.
Puluhan tahun setelah itu, nyaris tidak pernah ada publikasi terkait genus ini. Hingga akhirnya pada tahun 1997 muncul publikasi tentang transfer sebuah anggrek spesies dari Nepal yang dahulunya pernah dipublikasi pada tahun 1825 dengan nama Stelis mucronata dan sekarang ditransfer untuk masuk kedalam genus Oberonia, menjadi Oberonia mucronata. Sedangkan publikasi signifikan lainnya yaitu penemuan satu spesies baru Oberonia ensifolia dari Sumatera (Indonesia) oleh J.B.Comber, seorang taksonom berkebangsaan Inggris, pada tahun 2001.
Sebagai tambahan informasi, bahwa genus Oberonia umumnya memang memiliki bunga dengan ukuran miniatur, karena alasan itu pula anggrek dari genus ini kurang memiliki nilai komersial dikalangan para penggemar anggrek bahkan peneliti sekalipun. Itulah sebabnya sejak dahulu belum ada peneliti dunia yang berhasil melakukan revisi genus Oberonia di Indonesia atau bahkan di kawasan Malesiana dengan sukses, mengingat jumlah spesies di kawasan ini cukup melimpah.
Meskipun demikian, dari sudut pandang botani anggrek ini memiliki nilai pengetahuan yang tak ternilai. Sangat tidak menutup kemungkinan akan ditemukan anggrek dengan ukuran yang lebih kecil dari belantara Indonesia, mengingat masih banyak spesies Oberonia di Indonesia yang belum diteliti lebih jauh.
Dengan demikian dapat diklarifikasi bahwa untuk sementara, rekor anggrek terkecil di dunia yang dipegang oleh anggrek dari Ekuador telah dikalahkan oleh anggrek Oberonia sp dari kepulauan Mentawai. Namun perlu dicatat bahwa saya tidak dalam posisi untuk mengklaim Oberonia sp ini sebagai anggrek yang terkecil di dunia, karena hal ini perlu kajian ilmiah lebih menyeluruh terhadap seluruh spesies dari genus Oberonia. Tapi paling tidak sementara ini kita dapat berbangga karena anggrek Indonesia telah menggeser posisi anggrek dari Ekuador yang sebelumnya diklaim sebagai anggrek paling kecil di dunia.


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar